Sabtu, 28 Mei 2011

Puisi


Semoga Tergapai

Oleh: Siska Agustin Kusumastuti

Diatas bumi yang biru keputihan
Dibawah langit putih kecoklatan
Dengan ditemani satu bintang terang
Cahya putih nya yang menyilaukan
                                    Batang kayu manis itu tergeletak ditepi dinding tinggi
Dulu ia tak begini
                                    Karena kemaraukah?
                        Atau karena hama yang marah?
Diatas bumi yang biru keputihan
Dibawah langit putih kecoklatan
            Rantingnya ingin mengayun
                        Meraih beribu tetesan embun
                                    Daunya ingin melambai
Menyapa alam yang lemas lunglai
                                    Namun…..
                        Semuanya belum sampai
Baru angan yang hendak dicapai
Semoga harapan lekas tergapai


LINTAH

Oleh: Siska Agustin Kusumastuti

Dengan sengaja lintah itu masuk di rumah ibu
Dengan sengaja ibu memelihara lintah itu
Oooh...
Memang Tuhan telah melukis garis di telapak tangan ibu
Perlahan, lintah itu menempel lembut di kaki ibu
Perlahan, lintah itu merayap ke pinggang ibu
Perlahan, lintah itu menghisap darah ibu
Yang semula biru, warna itu menjadi coklat pucat
Perlahan, lintah itu terus menghisap
Dari coklat pucat, kini jadi hitam pekat
Hampir separo darah ibu dihisap lintah keparat
Ingin rasanya kubuang lintah itu
Ditengah derasnya sungai berbatu
Namun ibu melarangku...
Beliau berkata,
“Nak, biarlah lintah itu mati perlahan
Oleh takdir Tuhan...”
Betapa mulianya bidadari Tuhan itu
Tak ada dendam dalam hati yang pilu
Betapa mulianya kekasih Tuhan itu
Menggenggam ikhlas lukisan tangan  tak tentu



Sangkar Gagak Betina

Gagak betina terpasung dalam sangkar kebebasan
Sayapnya pun terpatri pada dinding jeruji penuh janji

Apa pedulimu pada bintang yang dipandang semua orang?
Apa pedulimu pada bulan yang menari ditengah malam?
Bukankah hanya cecapan manis bunga merekah yang kau inginkan!

Apa pedulimu pada lilin berselimut pilu yang padam perlahan?
Apa pula pedulimu pada kebebasan kertas terbang melayang?
Bukankah hanya keindahan tubuh gagak betina binal yang kau inginkan!

Gagak betina terpasung dalam sangkar kebebasan
Jangan harap kau bisa meraih walau separuh sayap
Sebelum kau buang jauh angan kejam yang berkarat pada otak
Singkirkan rasa ingin menikmati kepakan dua sayap bidadari
Sebelum kau benar yakin kelak tak kan tersakiti

Surakarta, Mei 2011






Lahap

Sarapan pagi melahap nasi, keju, sayur, dading dan susu
Sarapan kata melahap warta berita, gossip dan isu
Setelah pergi semakin rakus
Menjilat ludah oang-orang dan melahap semua tanpa urus

Diruang sidang mendengkur
Diluar sidang sok ngatur

Apa jadinya kalau rumah kita berisi
Orang-orang seperti itu
Tiang kian goyah
Atap akan runtuh
Lantai pun bergerak menggeliat
Menginginkan keadilan

KEADILAN???
Adakah makhluk semacam itu?
Tanyakan pada dirimu sendiri.


Hitam Putih Pagi

Diantara teras tak berkaca, terpancar surya mentari
mengintip disela-sela pohon bamboo
Dibawah sana ayam-ayam lalu-lalang mencari makan
sekedar mencari untuk mengisi perut berbunyi

Diatas sana saling sambar kelelawar
Untuk mengisi kantung perut yang tak pernah kenyang
Surya mentari mengintip disela-sela pohon bamboo
Seperti sengaja mengamati hitam putih pagi yang disinari

Tasikmadu, Mei 2011

Apresiasi Drama


Apresiasi Drama
Judul Lakon         : “Pesta Para Pencuri” karya Jean Anoulih
Kelompok teater   : Kelas B
Waktu Pentas      : 4 Januari 2011
Tempat Pentas    : Hall C Kampus UMS
Sutradara dan Pimpinan Produksi : Arif Surtiawan dan Rendiyanto
Tokoh Cerita dan Aktor atau Aktris Pemerannya
·         Piktor diperankan oleh Budi Santoso
·         Lela diperankan oleh Siska Agustin
·         Gusdul diperankan oleh Rendiyanto
·         Yeyet diperankan oleh Suryaningsih
·         Petbun diperankan oleh Danang Slamet Raharjo
·         Nyonya Molen diperankan oleh Intan Wirastuti
·         Tuan Bapau diperankn oleh Yakub Priyono
·         Togar Tua diperankan oleh Arif Surtiawan
·         Togar Muda diperankan oleh Ari Hermansah
Tokoh Pembantu
·         Pelayan 1 diperankan oleh Krisna Sidik
·         Pelayan 2 diperankan oleh Novi Nur Khasanah
·         Polisi 1 diperankan oleh Firman Al hidayah
·         Polisi 2 diperankan oleh Novianto
·         Penyapu taman diperankan oleh Eka Tri Sanjaya
Sinopsis ”Pesta Para Pencuri”
Drama ini bercerita tentang pesta yang dilakukan oleh para pencuri. Semua orang  yang malam itu berada di dalam kafe adalah pencuri. Mereka semua pencuri!. Entah pencuri barang atau hati yang pasti mereka semua adalah pencuri.
Kisah para pencuri itu dimulai dari segerombol laki-laki yang suka menggoda orang kaya yang akan menjadi mangsanya, kadang ia berdandan sebagai seorang gadis, kadang menjadi laki-laki jutawan.  Malam itu terjadi pertemuan antara Piktor dan Lela. Piktor adalah komplotan pencuri yang terdiri dari dirinya sendiri, Petbun (ketua para pencuri), dan Gusdur. Sedangkan Lela merupakan keponakan Nyonya Molen yang sangat kaya raya.
Lela menjalin hubungan dengan Piktor tanpa sepengetahuan siapapun. Ternyata Gusdur yang merupakan teman Piktor juga menjalin hubungan dengan Yeyet. Ternyata Yeyet juga keponakan Nyonya Molen dan masih bersaudara dengan Lela. Malam itu Nyonya Molen pergi ke sebuah kafe bersama dengan Yeyet dan Lela, mereka bertemu dengan tuan Bapau (teman lama Nyonya Molen). Tak lama kemudian datanglah Togar Tua bersama dengan anaknya yaitu Togar Muda (laki-laki yang sangat culun, jadul, dan bertompel). Togar Tua menyuruh anaknya untuk mendekati Lela atau Yeyet, karena dengan begitu kekayaan mereka akan bertambah. Tapi sayang kedua gadis itu tak ada yang suka dengan Togar Muda, mereka malah mengejek Togar Muda. Parahnya lagi kedua gadis itu malah  memamerkan kekasih mereka yang ternyata dalah pencuri, tapi semua orang belum tahu kalau kekasih Lela dan Yeyet adalah pencuri.
Nyonya Molen, Yeyet, Lela, dan Bapau sedang asyik di café, tiba-tiba muncul Petbun, Piktor, dan Gusdul. Nyonya Molen langsung SKSD dengan Petbun. Sebenarnya Nyonya Molen salah orang tapi Petbun memanfaatkan situasi itu dengan baik, Mereka mengobrol panjang lebar tapi Petbun tak mengerti sedikit pun inti dari pembicaraanya dengan Nyonya Molen. Untuk mencairkan suasana Petbun mengenalkan Piktor dan Gusdur sebagai anaknya. Nyonya Molen tampak kaget tapi ia tak mau ambil pusing. Petbun pura-pura sakit agar tidak ditanya macam-macam oleh Molen, Mereka malah diajak menginap di villa Nyonya Molen.
Ini lah awal dari kisah cinta Yeyet dengan Gusdur, diam-diam mereka sering berkencan. Gusdur mencintai Yeyet dengan tulus tapi ia takut kalau Yeyet tahu apa pekerjaan dirinya. Gusdur terlanjur berjanji dengan Petbun dan Piktor bahwa ia akan membantu mereka untuk mencuri di rumah Nyonya Molen yang merupakan bibi Yeyet. Di saat Gusdur tengah kebinggungan akan keadaan dan situasi, di sisi lain Piktor sedang berduaan dengan Lela. Ternyata Piktor sedang merayu Lela yang sudah tak memperdulikan dirinya lagi, Lela memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka berdua. Piktor merasa keberatan karena ia telah jatuh cinta dengan Lela, tapi Lela tak mau ambil pusing ia tetap kukuh pada keputusannya.
Piktor kecewa, ia merencanakan sesuatu dengan Petbun. Mereka akan melakukan pencurian pada malam hari. Malam itu di villa begitu sunyi dan sepi, mereka melaksanakan aksi perampokan, awalnya Gusdur tak ingin ikut tapi ia dipaksa. Gusdur pun ikut, tapi sayang ia ketahuan oleh Yeyet,  kemudian ia menyekap Yeyet. Gusdur meminta maaf kepada Yeyet, ia menyesal tapi ia tak mampu berbuat apa-apa. Penyekapan itu di ketahui oleh Togar Tua dan Togar muda, lalu mereka menelpon polisi tanpa diketahui oleh Gusdul. Yeyet kecewa, tapi ia terlanjur mencintai Gusdul. Yeyet mau memaafkan Gusdul, bahkan Yeyet ingin menikah dengan Gusdul.
Gusdul tak tahu apa yang harus dilakukan, ia bingungg apakah nanti Yeyet bisa hidup dengan seorang pencuri dan hidup dalam kemiskinan. Yeyet siap dengan keadaan apapun asal ia bisa hidup dengan Gusdul. Tanpa disadari Polisi berada tak jauh dari tempat Gusdul berdiri. Tanpa berkata apa-apa Gusdul langsung lari ketakutan dan meninggalkan Yeyet. Polisi mengejar Gusdul, begitu pula dengan Yeyet. Saat Yeyet menemukan Gusdul di taman dan memanggilnya. Gusdul berjalan mendekati Yeyet, tapi baru satu langkah ia terdengar suara tembakan hingga tiga kali, ternyata Gusdul tertembak. Gusdul jatuh di pelukan Yeyet, sebelum ia menghembuskan nafas terakhir Gusdul bilang kalu dirinya sangat mencintai Yeyet. Komplotan para pencuri yang lain pun tertangkap. Sungguh mengharukan kisah ini, banyak makna yang bisa kita ambil dari pementasan drama yang berjudul “Pesta Para Pencuri”.
Analisis Struktur Cerita
Struktur Lakon

·                     Tema
            Tema adalah  ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya (Aminudin, 2002 : 91).
            Semua orang adalah pencuri. Mereka semua pencuri!. Entah pencuri barang, pencuri pandang, atau pencuri hati yang pasti mereka semua adalah pencuri. Pencuri yang jatuh cinta kepada seorang wanita kaya, begitu juga sebaliknya. Ini merupakan tema setral dari pertunjukkan drama Pesta Para Pencuri. Hal ini terlihat ketika para pencuri itu mencuri sesuatu di rumah Nyonya Molen. Selain itu juga terlihat ketika mereka semua berkumpul di café, ada yang mencuri-curi pandang, ada yang mencuri-curi hati. Pada akhir cerita terdapat tragedi yang sangat menyedihkan, seorang pencuri yaitu Gusdul yang ditembak mati oleh polisi dan Yeyet sang kekasih menangisi kepergiannya. Tragedi itu merupakan akhir dari persta para pncuri.  
·                     Alur
            Alur adalah  rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehinggamenjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita (Aminudin, 2002 : 83). Alur dari pertunjukkan drama pesta para pencuri ini adalah “alur maju”. Dimana drama ini mengisahkan tentang kisah kehidupan segerombolan pencuri yang ingin kaya. Dari gerombolan pencuri itu ada yang jatuh cinta kepada para gadis manis keponakan dari bibi Molen yang kaya raya. Namun dari pihak Nyonya Molen dari keluarga yang Kaya raya tidak setuju kalau keponakannya jatuh cinta dengan para pencuri itu. Kemudian para pencuri itu menyamar menjadi seorang bangsawan yang kaya raya. Itu semua hanyalah sandiwara untuk mendapatkan kekayaan Nyonya Molen. Dan pada akhirnya ketika dilakukan pencurian itu, ketiga grombolan pencuri itu tertangkap dan si Gusdul kekasih Yeyet tewas tertembak. Drama ini mengisahkan tentang kisah percintaan mereka dari awal bertemu hingga akhirnya mereka berpisah.
·                     Setting
            Setting adalah latar perisiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa, serta memilki fungsi fisikal, dan fungsi psikologis(aminnudin, 1987:67). Latar tempat disebuah kafe tempat bertemunya Nyonya molen dengan tuan bakpau, Togar muda, Togar tua, Gusdul, Yeyet, Petbun, dan Laila. Disebuah taman tempat bertemunya Gusdul dengan Yeyet dan Piktor dengan Laila.
·                     Tokoh
Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita (Aminudin, 2002 : 79). Tokoh utama dalam pertunjukan drama “Pesta Para Pencuri”ini antara lain adalah Gusdul, Yeyet, Nyonya Molen, Tuan Bakpau, Piktor, Laila, Petbun, Togar tua dan Togar muda. Sedangkan pemeran pembantunya antara lain: dua pelayan kafe, seorang penyapu taman dan dua orang polisi.
Karakter masing-masing tokoh :
Ø  Gusdul menpunyai watak yang lucu, romantic, setia pada pasangannya, keras kepala, lembut dan setia kawan. Hal ini terlihat ketika Gusdul di bujuk oleh kedu temannya untuk memanfaatkan Yeyet kekasihnya, Gusdul dengan tegas menolak bujukan tersebut. Guddul sangat mencintai Yeyet, namun dia sadar dia hanyalah seorang pencuri.
Ø  Yeyet mempunyai watak yang ceria, sedikit genit, setia pada Gusdul, penyayang dan manja. Dalam hal ini Yeyet selalu terlihat ceria, ketia dia jatuh cinta kepada seorang laki-laki. Yeyet selalu setia pada Gusdul meskipun dia tahu bahwa Gusdul seorang pencuri. Yeyet juga rela hidup menderita bersama Gusdul.
Ø  Nyonya Molen menpunyai watak yang cerewet, glamour, penyayang, mudah percaya pada orang lain, dan sedikit genit. Hal itu terlihat pada dandanan Nyonya Molen yang terlihat glamour. Nyonya Molen merupkan seorang yang cerewet, karena asa sayangnya terhadap keponakannya memuatnya harus bersikap demikian. Dia juga terlihat genit ketika di bertemu dengan Tuan Vernando Gomes.
Ø  Piktor  mempunyai watak yang Romantis, sabar, setia dan penyayang. Ketika si Lela sudah mengetahui bahwa Piktor telah membohoginya, Lelapun marah kepada Piktor. Namun dengan adanya rasa saying Piktor terhadap Lela, Piktor tetap sabar dan setia menghadapi sikap buruk Lela kepadanya.
Ø  Laila mempunyai watak yang mudah marah, genit, manja,keras kepala dan angkuh. Hal ini kerlihat ketika Lela marah kepada Piktor setelah diketahui bahwa Piktor berbohong. Lela marah dan mengucapkan “aku memang kejam pada orang yang tidak aku sayangi. Ini sudah menjadi sifatku. Tapi sebaliknya, jika ada seseorang yang kucintai, maka aku akan bersedia melakukan apa saja untuknya”.
Ø  Petbun mempunyai watak yang pemarah, egois, kasar, dan keras kepala. Pada darama itu ditunjukkan bahwa Petbun marah kepada Piktor da Gusdul ketika mereka melakukan pencurian namun tidak membawakan hasil. Petbun pun marah dan tidak meu menjadi pimpinan pencuri lagi
Ø  Tuan bakpau mempunyai watak yang humoris, cerdik,dan matre. Ketika Tuan Bapau mendekati Nyonya Molen, dan Nyonya molen menceritakan masalah yang dialaminya. Tuan Bapau memberikan saran-saran kepada Nyonya Molen. Selain itu ketika Tuan Bapau mengetahui bahwa Yeyet dan Gusdul sedang berkenca di taman, Tuan Bapau berkata “stop rupanya disini ada pelanggaran, haiyaaa”. Hal itu menunjukkan bahwa Tuan Bapau memiliki karakter yang setia, cerdas, dan humoris.
Ø  Togar tua mempunyai watak yang sangat menyayangi putranya, dan matre. Dalam cerita, Togar tua selalu membujuk anaknya si Togar muda untuk mendapatkan salah satu keponakan Nyonya Molen, agar mendapatkan kekayaan Nyonya Molen.
Ø  Togar Muda mempunyai watak yang lugu, polos, lucu, agak idiot. Terlihat pada dandanan dan sikap Togar muda yang tidak tahu masalah percintaan.
·       Bahasa
            Bahasa yang digunakan dalam pertunjukan drama “Pesta Para Pencuri”ini adalah  bahasa Indonesia, bahasa batak dan bahasa jawa.

Otokritik Terhadap Pementasan
·                     Acting
Acting dari setiap pemain terlihat bagus, dan terlihat menyatu dengan karakter yang sedang diperankannya. Penguasaan emosional dan ekspresi wajah menunjukkan betapa kerasnya para pemain ini berlatih, mempersiapkan diri sebelum pementasan ini dipentaskan. Penjiwaan dari setiap pemainnya sudah baik meskipun masih ada hal-hal yang perlu untuk lebih ditingkatkan.
Para pemain sudah berusaha semaksimal mungkin dalam beracting, dan mendalami perannya, contoh Tuan Bapu dengan logat kecina-cinaan yang ia juga termasuk pencuri, yaitu pencuri berita, lalu Nyonya Molen terlihat kejawennya, dari logat bicara maupun tingkah lakunya. Lalu Petbun, Gusdul, Piktor, mereka bisa menjadi pencuri, banci, ataupun menyamar menjadi pengusaha dan ekting mereka terlihat begitu alami, namun vokalisasi dari pemain kurang jadi lebih ditibgkatkan agar acting lebih maksimal.
·                     Blocking
Penempatan posisi pemain saat berakting memperlihatkan bahwa sebelum teater ini dipentaskan segala sesuatunya telah dipersiapkan. Termasuk latihan yang telah dilakukan para pemain sebagi bentuk persiapan sebelum pementasan. Dalam pementasan ini, blocking sudah cukup bagus dan penonton bisaa melihat semua adegan para pemain.
·                     Setting
Penataan setting tempat pada pementasan drama yang berjudul “Pesta Para Pencuri” masih banyak hal yang perlu dibenahi. Diantaranya suasana café yang kurang menonjol, walaupun sudah dilengkapi dengan tulisan namun masih kurang menunjukkan bahwa tempat tersebut adalah sebuah café. Salah satu contohnya pada waktu adegan ketiga pencuri sedang mabuk, tempat tersebut kurang menunjukkan sebuah café karena properti yang digunakan hanya satu meja dan kursi. Kemudian selain café masih ada satu hal lagi mengenai tempat yang perlu diperhatikan yaitu tempat yang menunjukkan sebuah villa. Ada beberapa adegan yang bertempat disebuah villa, akan tetapi tempat tersebut kurang mewakili bahwasanya tempat itu menunjukkan sebuah vila. Hal itu dapat dilihat pada waktu adegan sang pencuri bereaksi untuk mencuri di villa.
            Namun semua kekurangan mengenai tempat tersebut tidaklah fatal karena semua tidak ada yang sempurna. Dalam pementasan pasti akan ada kelebihan dan kekurangan sehingga semua kekurangan yang ada dapat dijadikan bahan untuk intropeksi guna memperbaiki semua kekurangan yang ada. 
·                     Lighting
            Dalam drama “Pesta Para Pencuri” pencahayaan yang digunakan untuk mendukung jalannya pementasan masih kurang berfungsi secara maksimal. Pencahayaan seharusnya dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa waktu telah sore, siang atau pun malam. Adanya pencahayaan juga dapat digunakan untuk menggambarkan suasana hati pemainnya saat berpentas diatas panggung.
            Dalam hal ini pencahayaan yang seharusnya mampu mendukung sebuah pementasan dengan maksimal, dalam pementasan drama “Pesta Para Pencuri” terlihat  monoton. Tidak ada penggunaan pencahayaan yang berbeda yang digunakan untuk menggambarkan waktu disaat sedang di taman atau waktu di café hal tersebut tidak menunjukkan waktu yang jelas apakah itu terjadi di siang hari, sore hari ataupun dimalam hari. Kemudian pada waktu akhir cerita lighting yang digunakan juga terlihat monoton pada waktu adegan tersebut belum didukung dengan pencahayaan yang tepat. Namun semua kekurangan itu sangatlah wajar karena dalam pementasan drama ini merupakan pertama kali pementasan sehingga masih banyak hal yang perlu di instropeksi.
·                     Kostum
Pemilihan kostum yang digunakan dalam pementasan drama “Pesta Para Pencuri” sudah sesuai dengan peran tokoh masing-masing. Hal itu terlihat bahwa ada perbedaan yang cukup jelas antara Nyonya Molen dengan aktor yang lainnya. Nyoya Molen  dalam pementasan ini digambarkan sebagai ibu-ibu daerah jawa. Sehingga kostum yang dipakai dengan kebaya dan rambut yang disanggul
Diluar dari pada itu semua, ditel dari pemakaian kostum oleh para pemain seharusnya untuk lebih diperhatikan. Karena kostum yang dipakai oleh salah satu pemain terlihat kepanjangan sehingga kurang enak dilihat.
·                     Rias
Polesan make-up atau rias pada pemain drama “Pesta Para Pencuri” sangat berkaitan erat denga kostum yang digunakan. Rias dapat menjelaskan keseluruhan peran yang dimainkan oleh seorang aktor maupun aktris yang telah memakai kostum seperti sosok peran yang dimainkan. Antara rias dan kostum merupakan dua unsure penting dalam satu pementasan yang tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi.
Penggunaan rias dalam drama ini sudah bagus, namun terlihat kurang memperhatikan ha-hal kecil seperti bedak. Bedak yang digunakan oleh salah satu tokoh pemain terlihat begitu tebal sehingga wajahnya terliat begitu putih.
·                     Musik
Musik yang dipilih dalam pementasan ini benar-benar sesuai dengan hal-hal yang dirasakan oleh pemainnya. Perasaan jatuh cinta, pada waktu mencuri bahkan pada waktu bersedih pun dalam music yang dipilih, telah mewakili tema yang sama dalam pementasan drama ini. Penonton ikut terhanyut dalam rasa yang sama ketika mendengarkan musik yang dipilih untuk mengiringi pementasan drama ini. Akhirnya, penonton memiliki kesan tersendiri setelah selesai menyaksikan pertunjukan drama “Pesta Para Pencuri”  tersebut.