Rabu, 23 Februari 2011

Bunglon Jahanam


Airku kian keruh
Batuku kian rapuh
Darah berdesir kencang tubuhpun mulai kejang
Gugur bunga enggan berhenti
Ketika pitih itu enggan berdiri
Ayo lah…      
Daku lelah menantimu wahai awan putihku…
Jangan biarkan rumah ini berantakan
ah…
Hanya karena satu, tapi beribu
Badak itu kini jadi bunglon
Bunglon bangsat, kini  jadi konglomerat
Hei…
Bangkitlah wahai awan putihku…
Hentikan si bunglon bangsat itu
Jangan biarkan rumah kita berantakan
Diobog-obog oleh bunglon jahanam
Ia bisa jadi siapa saja
Termasuk penguasa jiwa