Selasa, 12 April 2011

LINTAH


LINTAH

Oleh: Siska Agustin Kusumastuti

Dengan sengaja lintah itu masuk di rumah ibu
Dengan sengaja ibu memelihara lintah itu
Oooh...
Memang Tuhan telah melukis garis di telapak tangan ibu
Perlahan, lintah itu menempel lembut di kaki ibu
Perlahan, lintah itu merayap ke pinggang ibu
Perlahan, lintah itu menghisap darah ibu
Yang semula biru, warna itu menjadi coklat pucat
Perlahan, lintah itu terus menghisap
Dari coklat pucat, kini jadi hitam pekat
Hampir separo darah ibu dihisap lintah keparat
Ingin rasanya kubuang lintah itu
Ditengah derasnya sungai berbatu
Namun ibu melarangku...
Beliau berkata,
“Nak, biarlah lintah itu mati perlahan
Oleh takdir Tuhan...”
Betapa mulianya bidadari Tuhan itu
Tak ada dendam dalam hati yang pilu
Betapa mulianya kekasih Tuhan itu
Menggenggam ikhlas lukisan tangan  tak tentu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar